Namanya Thiago Emiliano Da Silva, biasa
dipanggil Thiago Silva. Dia sudah membela Rossoneri sejak tahun 2009 dari
fluminense dengan banderol 10 juta euro. Pemain yang bernomor punggung 33 ini
memang serba bisa, selain berposisi sebagai bek tengah, dia juga sering
diposisikan sebagai gelandang bertahan oleh sang pelatih Massimiliano Allegri.
Milan tertarik kepada Thiago Silva karena mampu menghasilkan perbedaan di
jantung pertahanan Milan. Dia memiliki disiplin permainan yang tinggi, daya
tahan yang tinggi, kecepatan, dan tackling yang baik.
Baru-baru
ini dia mengatakan bahwa dia mengincar ban kapten Rossoneri. Pernyataan
tersebut menurut saya hal yang wajar, jika dilihat dari penampilannya bersama
AC Milan selama dua musim belakangan. Menurut saya, dia sangat pantas menjabat
ban kapten Rossoneri di masa depan. Hal itu dapat dilihat dari permainannya di
lapangan yang mampu menjaga jantung pertahanan Rossoneri dengan sangat baik.
Selain itu, dia berkomitmen tinggi untuk membela panji Rossoneri. Dia
menyatakan sangat senang bisa menjadi bagian dari keluarga besar AC Milan dan
akan tinggal di Milan dalam jangka waktu yang lama. Dia juga menyatakan ingin
menjadi kapten Rossoneri di masa mendatang.
Menurut
saya, sudah sepantasnya dia menjabat sang kapten di masa mendatang
sepeninggalan Massimo Ambrosini, jika dia mampu mempertahankan dan meningkatkan
permainannya, memiliki kepemimpinan yang baik, dan komitmen yang tinggi
terhadap Rossoneri, sepertinya hanya waktu yang akan menjawabnya dan beberapa
tahun kemudian sepertinya ban kapten Rossoneri akan terpakai di lengannya.
FORZA MILAN!!!
Usaha
kecil dan menengah tentunya memiliki dampak atau pengaruh yang besar terhadap pengurangan
tingkat pengangguran di Indonesia. Selain itu, usaha kecil dan menengah juga
membantu masyarakat yeng belum mendapatkan perkerjaan dan juga berpendidikan
rendah. Andai harus memilih usaha kecil dan menengah apa yang akan saya ditekuni??
saya akan memilih membuat usaha dibidang furniture seperti pembuatan lemari,
bangku, meja, alat tulis kantor, bingkai foto, dll.
Kenapa
saya memilih membuat usaha dibidang furniture dibanding usaha lainnya?? jawaban
saya adalah karena usaha furniture ini akan memberikan banyak pengaruh terhadap
masyarakat sekitar dan produk furniture ini masih memiliki pasar yang
menjanjikan. Hal yang saya akan bahas pertama dari usaha yang akan saya buat
ini adalah mengenai tenaga kerja yang akan saya rekrut. Tenaga kerja yang akan
saya rekrut adalah tenaga yang bukan ahli. Hal tersebut saya lakukan karena
pekerjaan yang akan mereka terima sangat mudah untuk dilakukan. Sehingga,
terbuka peluang kerja untuk masyarakat yang belum memiliki pekerjaan dan
berpendidikan rendah. Seseorang yang bukan ahli dalam suatu hal, lambat laun
akan menjadi seorang ahli karena ketekunan dan kebiasaannya. Jadi, andai suatu
saat saya membuka usaha dibidang furniture, saya akan merekrut masyarakat
disekitar sebagai karyawan untuk mengurangi tingkat pengangguran dan saya akan
mencoba mengembangkan kemampuan mereka agar semakin baik untuk ke depannya.
Berikutnya
saya akan membahas mengenai proses produksi yang akan coba saya rancang agar
menghasilkan produk furniture berkualitas. Proses produksi tidak akan bisa
berjalan jika bahan baku tidak tersedia. Biasanya bahan baku yang diperlukan
adalah papan, kayu, dsb sebagai komponen utamanya. Sebagai komponen
tambahannya, tentunya seperti paku, sekrup, lem, cat, dll. Bahan baku yang
dibeli harus bisa menghasilkan produk yang berkualitas. Sehingga, saya harus
bisa memilih supplier yang mampu menghasilkan bahan baku yang baik.
Setelah
bahan baku tersedia, tentunya kita harus memiliki mesin untuk mentranformasi
bahan baku menjadi produk jadi. Karena usaha yang dibuat adalah usaha kecil dan
menengah serta modal terbatas, mesin yang digunakan adalah mesin-mesin manual
seperti mesin potong manual, mesin bor manual, dll yang dibutuhkan dalam
membuat produk. Mesin tersebut nantinya akan digunakan oleh masyarakat yang
telah dipekerjakan sebagai karyawan.
Terakhir,
saya akan membahas mengenai cara pemasaran produk yang saya hasilkan. Saya akan
melakukan pemasaran dari mulut ke mulut (dengan orang yang saya kenal) dan melalui
media internet (blogging / jejaring sosial). Untuk pemasaran melalui media internet,
saya akan menampilkan contoh-contoh produk yang telah usaha saya hasilkan. Selain
itu, konsumen juga bebas menentukan desain yang diinginkan sehingga mampu
memuaskan konsumen dan meningkatkan penjualan usaha ini.
Untuk
ke depannya, saya berharap mampu meningkatkan produksi dan memperluas usaha
dibidang furniture ini yang berdampak kepada peningkatan jumlah karyawan,
peningkatan sumber daya (mesin otomatis, luas area produksi, popularitas), dan menjadi
perusahaan furniture terbesar.
Namanya
Slamet Bagus Da Rojak yang berasal dari Madiun, Jawa Timur. Umurnya 19 tahun
dengan pendidikan terakhirnya adalah SMK 1 Kebonsari Jurusan Komputer. Bila
dilihat dari umurnya, dia baru lulus Sekolah Tahun 2010, kendati begitu dia
datang ke Jakarta untuk membantu Ibundanya yang berdagang sayuran. Selain itu,
dia juga mau mencari kerja dan pengalaman di daerah Ibukota tersebut demi
meningkatkan wawasan dan taraf hidupnya.
Dia beralasan untuk
menjual sayur karena lebih cepat laku dan dalam sehari bisa mendapatkan hasil
penjualan sebesar 500 ribu lebih (Wow, Mantap). Sayur-sayuran yang dijual
seperti cabe, bawang putih, baawang merah, dll. Demi menambah keuntungannya,
dia tidak hanya menjual sayur-sayuran, tetapi juga menjual jamu godokan seperti
temu lawak, mahkota dewa, kencur, dsb.
Dia
berjualan sejak lulus sekolah tahun 2010 dan membulatkan tekad buat pergi ke
Jakarta membantu orang tuanya berjualan sayuran di pasar Karang Anyar Jakarta
Pusat. Tempat yang disewanya untuk berjualan bukan hak miliknya melainkan
dimiliki orang yang menyewanya seharga 2,5 juta/tahun. Selain itu, dia juga mau
mencari pekerjaan di Jakarta.
Menurutnya, usaha
menjual sayuran merupakan usaha yang santai karena pembeli akan berdatangan
hanya dip pagi hari mulai dari Subuh sampai jam 9 pagi. Setelah itu, dia bisa
istirahat, mandi, atau melakukan hal-hal yang lain. Dia belanja sayuran di
daerah pasar Senen Jakarta Pusat mulai jam 12 sampai jam 3 sore. Dia belanja di
pasar itu karena harganya murah dan penjualnya merupakan saudaranya dari
kampung halaman dan mayoritas pedagang di pasar Senen adalah orang Jawa.
Dia
mengakhiri aktivitas atau berjualan sekitar pukul 5 sore karena menyesuaikan
aktivitas di pasar tersebut. Selain juga, dia takut dicemooh oleh
pedagang-pedagang sekitar yang saat bersamaan juga mengakhiri aktivitasnya. Hasil
yang telah diperoleh oleh Ibundanya selama berdagang selama 13 tahun di pasar
tersebut banyak sekali seperti bisa bangun rumah, menikahkan anak, beli sapi,
dan banyak.
Laba maksimum yang
dihasilkan dalam sehari bisa mencapai 300 ribuan, sedangkan laba minimum karena
sepi pembeli adalah sebesar 100 ribuan (banyak banget, amazing!!!). Dia juga
mendeskripsikan mengenai suka duka dalam berjualan sayuran. Suka dalam
berjualan sayuran adalah saat laris dan banyak pembeli, sehingga bisa
menghasilkan 100 ribu rupiah pada pukul 6 pagi. Sedangkan dukanya adalah saat
lagi sepi pelanggan dan banyak yang ngutang, sehingga dagangannya habis dan
tidak menghasilkan keuntungan. Dia berharap bisa memperlebar usaha sayuran ini untuk
ke depannya, mencari lapak yang lebih besar lagi, dan bisa memuat dagangan
lebih banyak lagi.
Dari reportase di atas mengenai wirausaha
sayuran dapat dikatakan sebagai usaha kecil. Hal ini dikarenakan tidak
membutuhkan biaya yang sangat banyak, tempat yang tidak terlalu besar, dan
setiap orang bisa melakukannya. Dari deskripsi di atas dari sumber yang
diambil, dapat dinyatakan kesimpulan bahwa walaupun usaha yang dijalankan
termasuk dalam konteks yang kecil, namun dijalankan dengan niat, usaha, dan
dikelola dengan sangat baik, maka akan memberikan hasil yang jauh sangat baik. Jadi,
jangan takut memulai dengan usaha yang kecil, karena dengan niat dan diiringi
dengan usaha maksimal akan menjadi usaha yang besar. (KEEP SPIRIT :D)